Seri Lupus sudah difilmkan, baik di layar lebar maupun dalam bentuk sinetron. Sedangkan seri Lulu, Olga, Vanya dan Vladd serta beberapa cerita lepas lainnya telah disinetronkan. Dikutip dari berbagai sum. Nih semua novelnya, link nya akan segera lengkap. You are commenting using your WordPress. You are commenting using your Google account. You are commenting using your Twitter account. You are commenting using your Facebook account. Notify me of new comments via email.
Blog di WordPress. Tema: Choco oleh. Koleksi Cerita Lupus eBook pdf 26 Agu. Posted from WordPress for BlackBerry. Share this: Twitter Facebook. Menyukai ini: Suka Memuat Tinggalkan komentar Ditulis oleh masirwan81 pada Agustus 26, inci eBook. Tinggalkan Balasan Batalkan balasan Ketikkan komentar di sini Permisi Agan dan Aganwati sekalian Ane Mau numpang pengen buat thread yang bermanfaat bagi kalian Para cowok yang ingin mendapatkan cinta Wiro Sableng atau Pendekar Kapak maut naga geni ,adalah nama tokoh dalam seri " cerita silat Indonesia " yang ditulis oleh Cara Mengembalikan Akun Facebook yang di Hack.
Assalamu Alaikum.. Di postingan kali ini saya akan membahas tentang mengembalikan akun facebook yang Kali ini saya mau berbagi sedikit soal Windows 8 WMC, mungkin banyak diantara kalian pengguna windows 8 wmc dan sedang meca Cara Membuat Absensi Otomatis dengan Excel Pada postingan ini akan share sedikit tentang cara membuat absensi otomatis dengan MS Excel Tentunya bagi yg berprofesi guru, membuat Suka nyambitin, maksudnya Dan di sore yang cerah ini, anak manis itu lagi asyik berjalan kaki menelusuri jalan sendirian.
Masih berseragam sekolah, dengan tas mungil yang ada gambar Lupus-nya. Itu memang sengaja Lupus gambar. Maklum, tu anak suka kege-eran sih, ngegambar wajah sendiri di mana- mana. Sekedar informasi, Lulu emang masuk sekolah sore. Biasa, biar bisa gantian jaga rumah sama Lupus. Soalnya tu rumah kalo nggak dijagai, suka kelayapan ke mana-mana. Repot kan nyarinya? Dan meski bisa naik becak, Lulu lebih suka jalan kaki kalo pulang sekolah.
Iitung- hitung olahraga. Tapi tujuan mulianya sih sebetulnya Cuma pengen ngeceng doang. Liat-liat pemandangan bagus, berupa cowok-cowok kece yang sedang lari sore, yang main sepatu roda atau bersepeda-ria.
Atau kalo kebetulan ketemu teman yang lagi dimarahin ibunya di depan rumah, Lulu suka mampir. Turut menyumbangkan rasa bela sungkawa. Pulang sekolah, tak langsung pulang. Entah main ke mana. Pulangnya malam. Besoknya pagi-pagi, bukanya belajar, malah bermain-main lagi. Bagaimana bisa pintar? Soalnya mami saya kerja, Lupus sekolah, jadi saya jaga rumah. Sambil baca-baca Dengar sendiri apa kata temanmu! Santi makin menunduk. Tidak pernah bermain-main. Lantas, bagaimana hasil ulangan matematikamu, Nak Lulu?
Dapat nilai sembilan? Memandang wajah ibu Santi dengan serius, "Tidak. Saya dapat nilai empat, seperti Santi. Wah, kayaknya sudah cukup nih, pikirnya senang. Dia memang punya rencana dengan uang-uangnya itu. Andi, teman Lulu yang jago basket itu mau ulang tahun. Kedengarannya biasa saja, tapi tidak buat Lulu. Soalnya, si centil itu diam-diam emang naksir Andi.
Andi yang suka pake topi pet yang lucu-lucu, Andi yang punya badan atletis, Andi yang suka mencuri-curi pandang ke arah Lulu kalo Lulu lagi nonton basket, Andi yang anak kelas dua, Andi yang pernah sekali menegurnya di perpustakaan.
Soalnya, katanya Andi juga naksir Lulu. Dan sekarang Andi tersebut mau ulang tahun. Tentunya Lulu jadi mendadak sibuk sendiri. Memikir-mikir, kado apa ya yang paling tepat buat anak kece itu? Tapi suatu ketika, saat Lulu sedang bermain-main di pusat pertokoan, Lulu melihat ada toko yang menjual topi-topi pet yang lucu-lucu.
Yang bentuknya ada yang seperti topi pelaut, ada yang seperti topi jenderal, ada yang model detektif zaman dulu, yang merah, biru, hitam, kuning, wah Lulu langsung ingat Andi. Andi yang juga suka pakai topi centil macam gitu. Wah, tentunya ini bakal jadi hadiah yang amat menarik buat dia. Lulu langsung ngumpulin duit buat beli topi itu.
Masih dibungkus plastik dan terletak rapi di meja belajar. Dari dulu, Lupus emang kepingin punya topi kayak gitu, supaya nggak kepanasan kalo lagi ngejar-ngejar bis. Maka tanpa tanya-tanya sama Lulu, Lupus langsung membuka bungkusan plastik itu, dan berkaca sambil memakai topi biru muda.
Ai, ai, si Lupus jadi tambah manis dengan topi pet mungil ini, pikir Lupus sambil berkaca. Lalu ia pun berjalan berkeliling-keliling rumah dengan topinya.
Kayaknya girang banget Lupus dengan mainan baru itu. Kembalikan topiku!!! Lupus kaget. Lancang amat sih ngambil-ngambil barang orang. Harganya mahal, tau!! Pinjam bentar kenapa sih? Biasanya kamu juga suka pinjam kaus oblong saya! Mending kamu hadiahkan ke saya aja.
Saya pasti suka sekali. Lupus Cuma gigit jari. Besok Andi ulang tahun. Tapi kenapa sampai hari ini dia belum nyebar-nyebar undangan? Padahal bisanya, kata teman- teman, si Andi kalo ulang tahun seminggu sebelumnya sudah nyebar berita dan undangannya. Maklum, tu anak termasuk kaya juga. Katanya pernah, mau ulang tahun aja, nyewa tempat di Mandarin. Pakai diskotek segala. Ah, mungkin nanti sore, batin Lulu sambil kembali memasukan topi yang sudah terbungkus rapi ke dalam laci terkunci.
Takut dicolong Lupus lagi. Lalu dia berangkat ke sekolah. Sempat juga ketemu Santi sebelum masuk ke kelas. Ini catatan kimia kamu. Sori kelamaan minjemnya, " sapa Santi. Lulu menerima buku itu sambil memeriksa isinya. Jangan-jangan ada yang dicoret-coret Santi. Tiba-tiba, pluk! Sesuatu jatuh dari buku Lulu. Untung nggak kebawa Ini undangan dari Andi. Dia kan ulang tahun besok. Kamu udah dapet undangannya? Berangkat bareng, yuk? Saya udah dapet kok Santi pun pergi.
Meninggalkan Lulu yang terdiam. Lulu nggak sedih. Dia Cuma jadi kesal sama Lupus. Topi centil itu untuk kamu," ujar Lulu setiba di rumah. Lupus bagai dapat rejeki nomplok, ketika Lulu melempar bungkusan topi ke arahnya. Gimana balas jasanya nih? Lalu dia pun langsung lari ke kaca besar. Mengagumi dirinya yang tambah manis dengan topi biru itu. Besok-besok, dia pasti nggak bakal kepanasan lagi kalo ngejar-ngejar bis. Nggak ngundang kamu ke ulang tahun?
Tapi Lupus menangkap mata Lulu yang sedikit berair. Seakan menyimpan kekecewaan. Lupus langsung menghibur, "Eh, kalo gitu malam minggu ini kamu ikut saya aja, Lu" "Ngapain?
Itu lho, engkongnya si Gusur ngadain kenduri. Tadi siang sempet potong ayam sepuluh biji. Asyik, kan? Kita makan-makan Mungkin nujuh bulanin si Gusur. Dan mereka pun segera rebutan ke kamar mandi, pengena cepat-cepat ke rumah Gusur.
Soalnya telat dikit aja, pasti nggak kebagian makan. Maklum, di sana ada Boim, Gusur, Anto, yang napsu makannya pada gila-gilaan Lupus Sakit SI Lulu ternyata gokil juga. Dia nekat bersandal-jepit-ria ke sekolahnya Lupus. Padahal maminya udah wanti-wanti ngebilangin, "Nanti perginya pakai sepatu ya, Lu? Jadilah anak yang manis.
Emang sih, dari rumah dia udah pake sepatu, tapi pas sampe di halaman depan, dicopot diganti sandal jepit swallow biru. Sepatunya dilempat ke kamar lewat jendela. Setelah itu berlarilah dia sekencang-kencangnya ke jalanan. Takut ketauan maminya. Lulu emang paling hobi pake sandal jepit ke mana-mana.
Dalam acara apa pun, dia selalu hadir dengan sandal jepit kesayangannya. Katanya, antara dia dan sandal jepit telah terjalin suatu hubungan batin yang maha dahsyat, yang tak seorang pun bisa memisahkan. Makanya ke mana-mana Lulu selalu bersandal jepit. Tentu ada misinya. Kalo enggak, dia nggak bakalan segitu kurang kerjaanya main-main ke sekolah kakaknya itu. Tadinya Lulu ogah. Tetapi setelah dirayu-rayu pake cokelat toblerone, akhirnya mau juga.
Melongok- longok sebentar, lalu nekat masuk ke dalam. Berjalan sesantai mungkin, agar tak menarik perhatian para makhluk yang ada di situ.
Lulu bego juga sih. Kenapa dia pake kaus merah? Kan jadi nampak menyolok sekali di antara anak-anak lain yang berseragam. Kenalan , yuk? Ada yang mau kenalan tuh! Si Kodri. Katanya, salam perkenalan paling hangat. Sehangat pantat pengorengan. Padahal deg-degan juga. Entah kenapa, sandal jepit kesayangannya jadi keseret-seret, menimbulkan suara aneh mirip-mirip kentut. Nggak biasa, ya? Memelototi mereka. Tapi mereka malah terpingkal-pingkal.
Dan setelah tanya sana-sini, akhirnya sampai juga Lulu di depan kelas Lupus. Tumben anak-anaknya lagi pada ngumpul di kelas. Sibuk belajar fisika. Bisa ketemu sama wali kelas IIA? Lulu manis, apa kabar? Anak-anak lain serentak menoleh ke arah Lulu. Cari saya, ya? Anak-anak cowok lainnya pada merubung. Maklum, enggak bisa geliat barang bagus.
Paling tidak jauh lebih bagus dibanding Lupus. Siapa namanya tadi? Lulu, ya? Dia langsung meninggikan suaranya, "Siapa di antara kamu yang jadi wali kelas ini? Kalo gitu saya nggak usah repot-repot mencari lagi. Gini ya, para Bapak Wali yang saya hormati, si Lupus jelek yang punya satu adik yang manis itu hari ini nggak bisa masuk sekolah, berhubung saki gawat.
Dia nggak pesen sakitnya apa. Mungkin sakit hati? Entahlah, yang jelas anak itu sekarang lagi terkapar tak berdaya di tempat tidurnya, ditemani nyamuk-nyamuk kecil yang setia setiap saat. Kasihan deh, dia nggak bisa jaipongan seperti biasanya. Ini gara-gara kemarin abis manjat pohon jambu tetangga di saat hujan turun lebat. Wah, bego deh. Tapi si Lupus nekat manjat sampe tinggi sekali. Sampe suatu ketika ada petir menggelegar. Lupus kehilangan keseimbangan, dan mendarat mulus di tanah becek. Langsung deh semaput, nggak bisa bangun.
Mungkin tangan dan kakinya patah! Kamu serius, Lu? Anak-anak yang lain pada ngerubung. Dan kamu tau, Im, ini untuk keempat kalinya Lupus pulang dengan tubuh dan baju penuh tanah begitu. Aji gile Oya - coba kamu tebak, Im, kalo si Lupus dekil itu selesai mandi di bak, apanya yang masih tetap dekil?
Iseng-iseng berhadiah. Bentuknya kan sama? Bego amat si kamu, Im? Makin banyak yang merubung. Lulu jadi serasa penjual obat pinggiran jalan. Padahal tadi anak-anak kelas Lupus pada bela-belain nggak keluar main, cuma mau belajar fisika yang bakal ulangan abis keluar main ini.
Tapi kini mereka lupa hanya karena ulah Lulu yang hobi ngocol itu. Sampe tiba-tiba Poppi yang baru dateng dari kantor guru.
Dan sempet kaget juga mendengar kabar tentang Lupus. Pantes aja tu anak nekat nggak masuk. Padahal ada ulangan fisika, lho! Mungkin sepulang sekolah ini," kata Meta. Anak yang lain manggut-manggut setuju. Kasihan lho, Lupus. Hiburlah barang sedikit. Mungkin penyakitnya akan cepat sembut dengan kedatangan kawan- kawan semua. Apalagi kalo ada bawa buah-buahan segar atau makanan lain. Cokelat, misalnya.
Wah, pasti dia suka. Terutama adiknya yang manis itu. Pasti suka juga," ujar Lulu bersemangat. Tapi kamu bawa surat buat wali kelas, kan? Soalnya pasti nanti ditanyakan Mr. Punk," tanya Poppi. Setelah itu dia pun permisi. Balik lagi ke rumahnya. Bayangkan, anak-anak sekelas kamu pada kaget semua demi mendengar kamu sakit. Wah, hebat ya saya bersandiwara. Sakit pada terpengaruhnya, mereka sapai pada sepakat bakal datang menjenguk nanti siang. Kamu cerita apa aja sama mereka, heh?
Kamu kan nggak usah mengarang cerita sedahsyat itu untuk meyakinkan mereka kalo saya bener-bener sakit! Kamu kan Cuma memberi instruksi untuk meyakinkan temen-temen kamu kalo kamu serius sakit dan mengantarkan surat sakit. Semua udah saya kerjakan. Apa lagi? Lupus bener-bener bingung. Soalnya kamu tau, Lupus itu sebenernya nggak sakit. Dia cuma pura-pura aja. Kemarin itu ceritanya Lupus sehari semalam bantuin maminya bikin adonan kue pesanan pesta.
Jadi besoknya, dia bener-bener nggak siap ulangan fisika. Langsung aja dia merayu-rayu maminya minta dibikinin surat sakit, "Tolonglah, Bu. Saya bener-bener nggak siap buat ulangan kali ini.
Saya mau ikut ulangan susulan aja. Salah ibu sendiri, kan, kenapa nyuruh-nyuruh saya bikin kue? Ayo dong, bu Lagian, kenapa kamu nggak memberi tau dari kemarin-kemarin? Kan ibu bisa nyuruh yang lain.. Lupus cengar-cengir. Sebetulnya emang dia yang kepingin banget bantuin bikin kue. Soalnya, biar bisa sambil mencicipi. Dia kan suka sekali makan kue.
Dan kemarin itu, dia berusaha belajar sambil bikin kue, tapi ternyata banyakan kue yang masuk ke mulutnya daripada pelajaran fisika yang masuk ke otaknya. Walhasil, pagi-pagi sekali setelah mengantar pesanan kue, Lupus merengek-rengek minta dibikinin surat.
Maka dia mengabulkan, "Untuk sekali ini saja, ya? Lain kali tidak. Tapi sekarang? Huh, gara-gara Lulu. Lupus pun langsung melompat ke tempat tidurnya. Ekspresi muka kamu dibikin memelas, kayak Boim kalo lagi mau ngutang, " bisik Lulu. Menyambut teman-teman Lupus yang datang bawa buah-buahan dan kue. Ide gila-gilaan ini memang datang dari Lulu.
Walau jengkel setengah mati, Lupus toh tak punya pilihan lain. Harus berlagak sakit parah. Tapi rupanya cobaan bagi Lupus tak hanya sesederhana itu. Sebab beberapa menit kemudian, Lulu muncul lagi dari balik pintu. Punk juga datang menjenguk! Punk nampak dekat sekali dengannya. Sementara teman-teman lain pada ngerubung. Siang itu mami Lupus memang lagi pergi.
Cuma ada Lulu doang. Bapak doakan zemoga lekaz zembuh," ujar Mr. Setelah itu, Mr. Punk pun minta diri emangnya tadinya siapa yang pinjem? Lupus mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Setelah itu satu persatu anak-anak menyalaminya. Anak yang lain kirim salam aja, berhubung mobil Gito dan Poppi nggak muat.
Punk pun diantar pulang oleh mobil Poppi. Kita-kita padahal hari ini mau rencana ke Puncak, ngerayain ulang tahun Meta. Renananya memang cukup mendadak," ujar Aji setelah suasana tenang. Wah, selamat, Met, saya lupa," kata Lupus. Sayang ya, kamu nggak bisa ikut. Abis mau diundur nggak bisa lagi sih.
Takut nggak ada izin dari ibu. Oya, kata anak-anak, ini juga sebagai syukuran karena dibatalkannya ulangan fisika tadi. Lupus kaget setengah mati.
0コメント